Jumat, 28 Agustus 2009

DI ATAS LANTAI PAKAIAN IBU

adikku, di atas lantai pakaian ibu kita
belajar bersama, bertengkar sebagai anjing
anjing pakaian. Kita belajar sakit dari
gigit, cakar, congkel, dorong, dan tarik
dari setiap peristiwa tengkar, dari setiap
rebut sabar. Kita belajar memaknai
alir puting susu, urat ibu anggap kandung
dan perihal bapak yang terselubung
dalam mata sarat timbang duduk timang.

adikku, kita selalu membayangkan
mampu bebas melihat purnama tanpa harus
di punggung mamak dan minan, kita
selalu membayangkan rumah panggung
adalah ujung pengembaraan. Ujung setia
pada ilmiah, pada kronologis, dan cinta
kemilau tapis. Kita membayangkan,
suatu saat, giliran kita yang berteriak
dalam setiap petak-umpet malam hari.

suatu saat, adikku, kita membayangkan
jadi penurut pada panglima malam abdi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar