Selasa, 03 Februari 2009

Kebuayan Lampung

YAYASAN SEKOLAH KEBUDAYAAN LAMPUNG (SKL)
Sebagai Upaya Pembelajaran Kebudayaan Lampung di Lingkungan Sekolah dan Universitas
KELOMPOK BELAJAR KEBUDAYAAN (kebuayan) LAMPUNG

Kekayaaan kebudayaan Lampung merupakan kekayaan nusantara yang perlu di jaga. Penjagaan tersebut bisa berupa pelestarian kebudayaan, pendidikan, pengembangan, dan inovasi, secara terarah dan berkesinambungan yang perlu mendapat perhatian serius baik dari kalangan pecinta kebudayaan, lembaga-lembaga pendidikan, dan para birokrat kebudayaan. Dari sisi politik kebudayaan Lampung memberikan kedudukan penting bagi siapa saja yang terlibat di dalamnya. Nilai-nilai budaya telah membentuk watak suatu bangsa yang pada akhirnya akan menjadi identitas kemasyuran di zaman yang akan datang. Kedudukan yang tinggi itu apabila nilai-nilai modrenisasi yang secara konsumtif kita terima mendapatkan penjelmaan kebudayaan tradisi di dalamnya.

Kekakuan yang menjadi ranah permasalahan utama dari pengembangan kebudayaan Lampung terutama Bahasa Lampung, akan dapat di atasi apabila kebudayaan Lampung, khususnya Bahasa Lampung, mampu bergaul dengan bahasa-bahasa daerah lain yang telah memasyarakat di Lampung. Komunikasi aktif tersebut sejalan dengan diterimanya kebudayaan Lampung oleh kebudayaan lainnya yang telah beranak-pinak di Lampung. Upaya awal yang dapat dilakukan di antaranya adalah mendirikan semacam kelompok kebudayaan yang memfokuskan diri ke arah “bersilaturahmi ke kebudayaan Lampung”. Meski telah bediri beberapa kelompok kebudayaan di daerah ini, sejauh ini kelompok-kelompok tersebut belum memperlihatkan perannya yang strategis dalam pelestarian, pendidikan , pengembangan, dan inovasi budaya.

Upaya yang dapat dilakukan di antaranya adalah memperkenalkan budaya Lampung dengan menggunakan bahasa-bahasa yang memasyarakat di Lampung. Dengan demikian, terjadi barter budaya, yaitu perkenalan bahasa. Kegiatan nyata yang dapat dilakukan adalah melakukan penerbitan koran budaya multi bahasa setiap minggunya. Atau pun bisa dilakukan dengan membuat buletin multi bahasa setiap bulannya. Di dalam koran atau buletin tersebut berisikan nilai-nilai kebudayaan Lampung sehingga diharapkan ada simpati masyarakat selain Lampung untuk mempelajari Budaya Lampung. Hal tersebut sejalan dengan tidak memungkinkan memasyarakatnya Bahasa Lampung di pasar ataupun di lingkungan pemerintah daerah karena sebagaian besar bukan orang Lampung. Untuk itu, lingkungan kampus sebagai lingkungan pendidikan dapat memulai upaya pemasyarakatan Bahasa Lampung dengan berbagai cara yang salah satunya seperti yang telah kami contohkan.

Di lain sisi, kampus memiliki peranan yang strategis dalam melakukan pelestarian, pengembangan, inovasi, dan ‘pengawetan’ kebudayaan Lampung sebagai akibat dari sistem pendidikan yang terus berkembang ke arah nilai-nilai ekonomis dan praktis, yang secara tidak langsung berupaya menghilangkan keluhuran budaya tradisi Perlu adanya lembaga kemahasiswaan (LK) yang fokus dalam upaya-upaya tersebut.

Dari lembaga kemahasiswaan yang telah terbentuk, diharapkan telah terjalin hubungan yang baik dengan lembaga-lembaga kebudayaan di luar kampus, Kantor Bahasa Provinsi Lampung, lembaga kemahasiswaan bidang seni baik di dalam maupun di luar kampus.

Hubungan yang baik juga perlu terjalin dengan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Lampung setiap kabupaten dan kota yang ada di Lampung. Seperti yang kita ketahui, kurikulum pendidikan 2006 mengharapkan pembelajaran yang diberikan pada setiap satuan pendidikan ke arah pendekatan kontekstual. Dengan demikian, ada hubungan yang sinergis antara lembaga-lembaga kebudayaan dengan MGMP Bahasa Lampung dalam upaya-upaya kedua belah pihak.

Kelompok Belajar Kebudayaan Lampung (kebuayan) Lampung SKL, menempatkan dirinya sebagai mitra pemerintah dalam memperlancar program-program yang berkait dengan pendidikan dan kebudayaan bahkan sampai pada ‘pasar pariwisata Lampung’.



Oky Sanjaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar